Setelah berkutik di dunia Sustain daerah UKDW dan sekitar, kita pun mencoba untuk keluar guna mendapatkan pengetahuan yang baru tentang dunia Sustainable, kali ini objek yang kita pakai adalah Kota Surakarta atau yang sering disebut dengan istilah Koto Solo.
Kota Solo memilki strutur daerah yang hampir sama dengan daerah Jogjakarta, dan kali ini kita akan mencoba untuk mengamati ke-sustainan kota Solo ditinjau dari aktivitas sekitar bangunan serta struktur bangunan itu sendiri. adapun bangunan yang menjadi objek dari peneletian dan pengamatan ini adalah : Pasar Gede, Klenteng, dan Keraton Surakarta, mari kita ikuti pembahasan satu persatu.
1.Pasar Gede Hardjonagoro

Pasar Gede
Bagaimnakah kesustainan Pasar Gede? Pasar Gede merupakan salah satu pasar tradisional di daerah Surakarta, setelah melakukan pengamatan, pasar ini dapat sustain dengan sangat baik ini dikarenakan karena pasar ini menjual kebutuhan pokok yang secara langsung menghidupi penduduk baik di sekitar pasar atau mungkin di daerah Surakarta, selain itu keberadaan pasar ini juga dapat

aktivitas sekitar pasar
meningkatkan kemampuan ekonomi penduduk di sekitas pasar Gede, sehingga tak jarang banyak profesi baru selain pedagang yang muncul di daerah pasar Gede yang berperan penting di dalam kesustainan Pasar Gede itu sendiri, profesi itu antara lain tukang parkir, tukang becak, tukang angkut barang dan lain-lain.
Dilihat dari struktur bangunan pasar Gede juga
dapat ditafsirkan sustain karena dari rangka atapnya sudah mempergunakan bahan baja (bahan modern) yang secara langsung menjaga keutuhan dan bentuk pasar itu sendiri sedangkan penutup yang masih mempergunakan bahan sirap juga menjaga ketradisionalan dari daerah Surakarta itu sendiri.
2. Klenteng
Klenteng yang terletak bersebrangan dengan Pasar Gede, juga dapat ditafsirkan sustain karena disekitarnya terdapat pemukiman Tiong Hua yang memanfaatkan Klenteng tersebut semaksimal mungkin, selain itu efek dari Pasar Gede juga ikut mempengaruhi ke sustainan Klenteng, dengan kata lain

Klenteng
jika ada pedagang yang kebetulan beragama Budha, dapat bersembahyang di Klenteng tersebut, karena jaraknya sangat dekat, hal inilah secara tidak langsung menjaga kelangsungan hidup Klenteng itu sendiri.
selain itu bahan-bahan yang dipergunakan juga menjaga kelangsungannya seperti sudah menggunakan bahan genteng sebagai penutup atap serta tiang atau kolom yang sudah mempergunakan teknik modern dalam

Interior Klenteng
pembuatan, selain itu interior dalamnya yang mencerminkan kebudayaan Budha juga menjadi objek wisata yang menarik sehingga banyak wisata yang berkunjung yang secara tidak langsung juga menjaga ke-sustain-nan Klenteng itu sendiri, selain itu posisi yang berada di pusat kota juga menjadi salah satu faktor yang mendukung, karena dapat diakses dengan mudah.
3. Keraton Surakarta
Salah satu peninggalan sejarah kota Surakarta adalah Keraton Surakarta,

Keraton Surakarta
sama halnya dengan keraton Jogjakarta, Keraton Surakarta juga diasumsikan terletak di tengah Kota Surakarta dan diapit oleh alun alor di sebelah utara dan alun kidul di sebelah Selatannya. Keraton Surakarta mendapat polemik yang sangat besar, karena di sekitar keraton sudah banyak terdapat gedung-gedung modern dengan fasilitas yang canggih yang sama sekali tidak mencirikan sebagai daerah keraton, hal ini dapat mengurangai kesustainan daerah keraton itu sendiri, tetapi berdasarkan hasil peninjauan, masyarakat disana cukup menghormati wilayah keraton dengan cara menjaga kebersihan daerahnya, sedangkan dilihat dari struktur bangunan pendopo, Keraton Surakarta dapat sustain dengan baik, karena bahannya awet serta ditopang dengan tiang-tiang yang besar yang menjaga keutuhan, selain itu bahan lantai sudah mempergunakan keramik, jadi kemungkinan bertahan akan lebih lama.
Sekian yang dapat disampaikan berkenaan dengan studi di daerah Surakarta ( Solo) kesimpulan yang dapat diambil adalah kesustainan “sesuatu” tidak hanya dapat dilihat dari struktur dan kegiatan di dalamnnya, tetapi faktor-faktor luarnya pun akan sangat mempengaruhi kelangsungan “sesuatu” itu sendiri, semoga bermanfaat terima kasih.